Langsung ke konten utama

LOVE - A GAME OF AFFECTION AND DESIRE




Tulisan ini saya tulis sebagai refleksi yang mendalam tentang sebuah kompleksitas perasaan manusia yang kemudian kita artikan sebagai cinta. Sebuah pertunjukan nyata akan segala bentuk kasih sayang dan konsekuensi yang lahir setelahnya. Sebuah drama epic yang menceritakan sejauh mana hasrat memiliki dari manusia jika di dampingkan dengan konflik dan pengertian. Sebuah tulisan singkat tentang para pemuja cinta. 

Adalah hal yang tidak relevan sebenarnya jika saya harus membicarakan topic ini dengan intensitas sekaliber ini, bagi orang yang tak pernah terlibat dalam suatu hubungan dan hanya melihat cinta dari jauh, maka tulisan ini cenderung kehilangan validasinya sebagai sebuah tulisan yang merepresentasikan pandangan penulis tentang cinta atas dasar pengalaman dan kemudian hanya menjadi sebuah kutipan-kutipan yang naïf yang ‘sok tahu’. Silahkan saja beranggapan demikian jika kalian mau, dan saya tak akan memaksa kalian untuk menerima apa yang ada di dalam karya naïf ini karna seperti yang pernah saya bilang, bahwa saya adalah type penulis yang hanya menulis untuk dirinya sendiri.

Kita mengerti tentang apa yang terjadi dalam hati kita dengan segala pergolakan yang mengikutinya, kita paham dan sepenuhnya sadar tentang itu semua, kita adalah para jemaah dari agama yang bernama cinta dimana kasih sayang adalah dogma yang kita ikuti dan hasrat untuk memiliki adalah doktrin yang kita terima dengan buta sebuta butanya. Kita adalah hati yang kering dan hanya cinta yang mampu membasahinya dengan ketulusan yang kabur berlapis hasrat yang tipis. Itulah kita dan kita sadar bahwa seperti itulah kita.

Hampir tak ada pembeda antara kasih sayang dan hasrat untuk memiliki dari manusia, semua tindakan yang kita lakukan dalam konteks cinta sebagai suatu hubungan romansa antara dua manusia, entah di dasari pada kasih sayang ataupun pada hasrat, adalah sebuah permainan yang meminta kita untuk menerka sampai sejauh mana kita melihat itu semua dengan perspektif yang paling jujur. Apakah kita sayang ataukah kita hanya ingin memilki secara seutuhnya. Sampai pada titik ini, sebuah hubungan kemudian akan menjadi kontes olah rasa yang paling meriah, dimana kita harus menentukan mana diantara kasih dan hasrat, atau ketulusan dan kenaifan yang menjadi dasar dari setiap tindakan yang kemudian kita atas namakan cinta.

Cinta dalam pandangan yang paling klasik kemudian kita definisikan sebagai sebuah permainan yang melibatkan perasaan lebih dari dua hati yang kasmaran. Entah definisi ini benar atau salah, tapi marilah kita terima sejenak sebagai bagian awal dari refleksi singkat kita tentang objek yang satu ini. 

Kenapa kita katakan dia sebagai sebuah permainan? Menarik saat kita melihat kembali atau mungkin mengingat kembali sensasi pertama kita tentang cinta pada masa dimana kita masih senaif sekarang, bagaimana kita bermain dengan imajinasi tentang masa depan, bagaimana kita bermain kata-kata dan kode-kode an, bagaimana kita bermain dengan menarik ulur perasaan kepada dia yang kita suka. Cinta adalah sebuah permainan sejauh kita melihat itu sebagai bagian dari ekspresi hidup dari manusia yang gemar bermain, kita adalah sekumpulan homo ludens (manusia bermain) yang selalu mencari mainan baru selama kita hidup. Dan cinta, adalah sebuah mainan klasik yang takkan pernah bosan untuk kita permainkan.

Jika kita masih beranggapan bahwa cinta hanyalah perkara dari dua hati yang saling kasmaran, maka sesungguhnya kita telah menafikan sebuah fakta bahwa di dalam semua kisah cinta, akan selalu ada orang ketiga, keempat, kelima dst di dalamnya, sebuah hubungan dibangun tidak hanya dari sebuah fondasi yang terdiri dari dua buah batu yang berbentuk hati, tetapi dari belasan bahkan puluhan batu lain yang entah dia masih utuh, telah retak atau bahkan tinggal menyisakan debu. Itu adalah sebuah analogi sederhana tentang seperti apa cinta yang kita bicarakan ini, akan selalu ada yang terluka saat dua hati sedang memadu kasih, akan selalu ada yang ditinggalkan saat dua hati sedang menyatukan perasaan, akan selalu ada yang menangis sendirian dalam gelap saat dua hati tertawa bahagia di dalam cinta. Cinta adalah perang antara ketulusan dan kenaifan, banyak Korban yang gugur berjatuhan hingga hanya menyisakan dua hati yang berbahagia diatas tumpukan perasaan yang berdarah dan mati. Bukankah hati yang tertusuk anak panah adalah symbol dari cinta?

Lalu apa yang dapat kita simpulkan dari refelksi singkat ini? Sebuah pemikiran baru mungkin? Sebuah paradigma baru tentang cinta? Atau sebuah bahan diskusi yang menarik tentang bagaimana cinta yang kita rasakan ini kemudian terasa begitu… berbeda dari sebelumnya saat kita memikirkan tentang konsep cinta sebagai permainan dan sebagai milik dari banyak jiwa? Entahlah.

Sekali lagi tulisan saya akan berakhir tanpa kesimpulan yang memuaskan, sebuah preposisi yang menggantung yang saya tinggalkan untuk kemudian silahkan kalian simpulkan sendiri dengan rationalitas masing-masing kalian yang berbeda-beda itu, jika tidak mampu memberikan kalian pemahaman yang memuaskan, setidaknya tulisan ini telah memberikan sejenak provokasi pemikiran kepada kita tentang cinta dan beberapa sudut di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen | Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar karyawan dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan demi kemajuan suatu perusahaan. Untuk memenuhi hal tersebut dalam manajemen diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu perusahaan dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang mengikuti perencanaan. Ini adalah fungsi dimana sinkronisasi dan kombinasi sumber daya manusia, fisik dan keuangan terjadi. Semua tigasumber daya penting untuk mendapatkan hasil. Oleh karena itu, fungsi organisasi membantudalam pencapaian hasil yang sebenarnya penting untuk fu...

Binatang Paling Munafik yang Pernah Diciptakan Tuhan

Seperti sedia kala, saat kita berjuang dengan segenap raga untuk hidup, untuk menyambung nyawa yang parah terluka oleh belati dunia fana. Disaat itulah kita sadar bahwa hidup adalah cobaan, dan cobaanlah yang menjadikan hidup seorang manusia berarti. Tapi sampai dimana cobaan itu datang dan memberikan perih ? apakah seluruh hidup manusia adalah tentang kesakitan, ketidakadilan hidup ? setiap keluhan yang ku tujukan dan kuumbar kepada malam hanya akan terbiar tak berjawab selain keheningan dan dingin yang familiar. Orang yang tak bisa berbuat banyak hanya bisa mengeluh dalam kesendirian dan deruh kerinduan akan kebahagian hanyalah sebuah mimpi yang hadir di masa lalu dengan pengulangan yang dramatis dalam pikiranku, pikiran seorang manusia yang buta dan tak tahu apa-apa tentang dunia, tentang hidup dan cinta. Kehidupan menjadi terlalu sederhana dalam hari-hari dewasa yang tak terlalu istimewa, uang dan segala yang memberikan nilai adalah segalanya dan tanpanya manusia hany...

Wewenang, Tanggung Jawab dan Pendelegasian Wewenang | Makalah

BAB 1 PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting dan vital dalam organisasi manajemen / kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang dan koordinasi agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah kosekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dirinya sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih dapat memperkuat organisasi, terutama disaat terjadi perubahan susunan manajemen. Yang penting disadari adalah disaat kita mendelegasikan wewenang dan mengkoordinasikannya kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya t...