Langsung ke konten utama

Anda bicara tentang free will?

Manusia dewasa ini hidup dengan penuh ketakutan, kegelisahan dan begitu banyak kecemasan tentang masa depan dan sebagainya, hidup di dalam masyarakat yang secara sadar maupun tidak adalah masyarakat yang menilai hampir segala aspek kehidupan manusia didalamnya dengan menggunakan sebuah alat tukar yang mereka sebut uang. Seorang anggota masyarakat yang mampu mendapatkan uang dengan beragam usaha dan kerja keras akan mendapatkan tempat yang tinggi dalam tatanan masyarakat tersebut dan dengan itu pula hidupnya dan anak keturunannya akan dinilai sebagai hidup yang baik dan dipandang tinggi, dihormati dan disegani oleh anggota masyarakat yang lain. Sedang mereka yang tak mampu menghasilkan pundi-pundi berharga tersebut kemudian diasingkan, dibuang dan terpinggirkan, perbedaanya hanya satu, yaitu karna yang satu mampu mendapatkan uang sedangkan yang lain tidak, cukup menyedihkan saat hidup anak manusia kemudian dinilai lebih berharga dari pada lembaran kertas yang memiliki angka.

Terlalu banyak ketidakadilan di hidup dan dunia ini dari pada keadilan yang terasa buram itu sendiri, dan tujuan hidup manusia telah terbentuk hanya beberapa tahun sejak kelahirannya di bumi ini. Sebuah tujuan yang bermuara pada pencarian kebahagiaan hidup di dunia. Setiap aspek dalam hidup seorang manusia dalam masyarakat kemudian menjadi komoditas perdagangan yang semuanya dinilai dan standarisasikan dalam kurs dollar, rupiah dan mata uang lainnya tergantung wilayah negara masyarakat yang bersangkutan, kehidupan yang dijalaninya lalu menjadi kehidupan yang berorientasi pada keuntungan dan menganggap semua hal yang tak berguna adalah merugikan dan harus ditinggalkan. Sebuah sistem masyarakat yang terstruktur secara matang dengan berorientasi pada peningkatan profit lalu memberikan sebuah sugesti masal kepada masyarakat yang ada di dalamnya melalui berbagai organ baik otoritas, keamanan dan media massa, agar setiap individu yang ada di dalamnya mampu untuk menumbuhkan sebuah gagasan sederhana bahwa ‘hidup harus bahagia dan kebahagiaan hanya bisa didapat kalau uang sudah kita punya’, sebuah ide yang ditanamkan dengan maksud untuk meningkatkan produktivitas kerja para anggota masyrakat yang kemudian akan meningkatkan profit dari sebuah sistem masyarakat yang dipimpin oleh sebuah ‘dewan direksi’, yang terdiri dari para pemegang otoritas, ekonom, politisi, agamawan, dan berbagai orang dengan kepentingan yang berbeda-beda tetapi berbagi akar yang sama, yaitu uang. Singkatnya, anggota masyarakat kemudian secara tidak langsung dididik menjadi ‘buruh’ yang siap bekerja dengan harga ‘murah’, bahkan tidak dibayar sama sekali, dan bahkan harus membayar kepada ‘otoritas’ tertinggi untuk dapat hidup dengan lebih ‘aman’ di dalam sistem masyarakat tempatnya tinggal dengan sebuah sistem pembiayaan ‘wajib’ atas nama negara atau wilayah yang kemudian disebut ‘pajak’. Bayangkan anda lahir di dunia lalu disekolahkan dan diajaran untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa bertanya apakah itu baik atau buruk, lalu kemudian anda bekerja di dalam suatu perusahaan yang terus menerus memberikan tuntutan kepada anda dan bahkan anda harus membayar agar bisa tetap ‘hidup’ dan terus melakukan hal-hal yang anda ketahui tanpa bertanya apakah hanya ini satu-satunya cara untuk hidup?, atau apakah memang manusia hidup di dunia ini hanya untuk bekerja keras lalu mati?...terkadang orang tak mau mempercayai sebuah kebenaran hanya karena mereka terlalu nyaman hidup dalam kebohongan.

Tentang cinta, tentang hidup dan kehidupan… hanya sebuah proyeksi ‘kreatif’ tentang bagaimana uang merasuk kedalam diri manusia. Ya, untuk mendapatkan cinta, menjaganya dan mempertahankannya pasti butuh uang. Kalau ada yang bilang bahwa cinta hanya butuh cinta itu sendiri untuk hidup, maka dia mungkin tak pernah merasakan bagaimana rasanya cinta saat dimasak dengan taburan sayang dan irisan kasih, kemudian dikukus dalam balutan rindu lalu disajikan bersama sepotong kebadian rasa, ya, saya pernah merasakanya dan rasanya tak lebih dari sebuah omong kosong. Di dalam masyarakat yang mencintai uang lebih dari apapun, seonggok cinta tak lebih dari sekedar sampah. Dan tentang kehidupan, tak berbeda dengan cinta, hidup manusia saat ini bukan lagi miliknya seorang diri. Bagaikan lembaran saham, kepemilikan hidup seorang manusia telah terbagi kepada beragam investor yang kemudian ikut mengendalikan jalan hidup dan pilihannya. Seorang anak terikat dengan orang tuanya, terikat dengan sahabat-sahabatnya, terikat dengan cintanya, terikat dengan masyarakat dan agamanya, hingga kemerdekaan bagi sebuah jiwa tersebut terasa tak mungkin untuk dicapai akibat ikatan yang terlalu erat menahan dan menegaskan arah hidup yang tak selalu diinginkannya, semuanya hanyalah sebuah ikatan emosional yang telah terselubungi olehkepentingan materialism yang tak kasat mata. Anda bicara tentang free will?, don’t make me laught..!!

Hanya sebatas inilah yang bisa kita capai di dunia yang hidup untuk uang dimana tak ada tuhan selain uang dan hanya uanglah cinta sejati yang sesungguhnya, ya sungguh sebuah dramatisasi murah yang menyedihkan. Tapi marilah kita bertanya pada diri kita yang bodoh ini, apakah hidup manusia memang harus seperti ini? Apakah arti cinta itu hanya se-mengecewakan ini? Apakah memang ini tujuan awal penciptaan manusia? Untuk mengejar uang? Untuk mencintai uang? Untuk menyembah uang????..  sekarang mari kita berandai-andai dalam suatu imajinasi terliar yang mampu kita kreasiakan. Bagaimana jika uang bukan lagi merupakan masalah bagi manusia, bagaimana jika setiap orang tak perlu lagi khawatir tentang masa depan, tentang tagihan-tagihan pembayaran dan sebagainya. Bagaimana jika setiap orang mampu memenuhi kebutuhan pokoknya secara instan dan mudah tanpa harus menilai segala sesuatu dengan uang. Bagaimana jika setiap orang di dunia ini bisa hidup berkecukupan tanpa harus menggunakan uang. Bagaimana jika manusia bisa hidup bebas tanpa ikatan dengan uang…. ??

Mungkin cinta manusia bisa lebih suci dan abadi dan kehidupan seorang manusia juga akan lebih berarti, entahlah…

Selebihnya silahkan anda berimajinasi sendiri dan simpulkan seorang diri…




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen | Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar karyawan dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan demi kemajuan suatu perusahaan. Untuk memenuhi hal tersebut dalam manajemen diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu perusahaan dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang mengikuti perencanaan. Ini adalah fungsi dimana sinkronisasi dan kombinasi sumber daya manusia, fisik dan keuangan terjadi. Semua tigasumber daya penting untuk mendapatkan hasil. Oleh karena itu, fungsi organisasi membantudalam pencapaian hasil yang sebenarnya penting untuk fu...

Binatang Paling Munafik yang Pernah Diciptakan Tuhan

Seperti sedia kala, saat kita berjuang dengan segenap raga untuk hidup, untuk menyambung nyawa yang parah terluka oleh belati dunia fana. Disaat itulah kita sadar bahwa hidup adalah cobaan, dan cobaanlah yang menjadikan hidup seorang manusia berarti. Tapi sampai dimana cobaan itu datang dan memberikan perih ? apakah seluruh hidup manusia adalah tentang kesakitan, ketidakadilan hidup ? setiap keluhan yang ku tujukan dan kuumbar kepada malam hanya akan terbiar tak berjawab selain keheningan dan dingin yang familiar. Orang yang tak bisa berbuat banyak hanya bisa mengeluh dalam kesendirian dan deruh kerinduan akan kebahagian hanyalah sebuah mimpi yang hadir di masa lalu dengan pengulangan yang dramatis dalam pikiranku, pikiran seorang manusia yang buta dan tak tahu apa-apa tentang dunia, tentang hidup dan cinta. Kehidupan menjadi terlalu sederhana dalam hari-hari dewasa yang tak terlalu istimewa, uang dan segala yang memberikan nilai adalah segalanya dan tanpanya manusia hany...

Wewenang, Tanggung Jawab dan Pendelegasian Wewenang | Makalah

BAB 1 PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting dan vital dalam organisasi manajemen / kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang dan koordinasi agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah kosekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dirinya sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih dapat memperkuat organisasi, terutama disaat terjadi perubahan susunan manajemen. Yang penting disadari adalah disaat kita mendelegasikan wewenang dan mengkoordinasikannya kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya t...