Langsung ke konten utama

Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen | Makalah



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar karyawan dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan demi kemajuan suatu perusahaan. Untuk memenuhi hal tersebut dalam manajemen diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu perusahaan dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang mengikuti perencanaan. Ini adalah fungsi dimana sinkronisasi dan kombinasi sumber daya manusia, fisik dan keuangan terjadi. Semua tigasumber daya penting untuk mendapatkan hasil. Oleh karena itu, fungsi organisasi membantudalam pencapaian hasil yang sebenarnya penting untuk fungsi perhatian 
Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atau spesialisasi, sesuai dengan teori klasik adam smith yaitu “ the right man in the right place “ artinya seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus dipekerjakan atau ditempatkan pada keahliannya. Misalnya orang yang ahli dalam bidang administrasi harus ditempatkan di bagian administrasi pula, begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu harus benar-benar dilakukan dengan cermat. Nah dalam bab pembahasan akan dibahas mengenai fungsi pengorganisasian secara lebih rinci lagi.
  
B.  Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas mengenai fungsi pengorganisasian maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.            Apakah Definisi Pengorganisasian ?
2.            Bagaimana Prinsip Dasar Koordinasi / Organizing ?
3.            Bagaimana Bentuk Pendelegasian Dan Desentralisasi Wewenang ?
4.            Bagaiman Bentuk Departementasi Dan Pembagian Kerja Dalam Manajemen ?
5.            Mengapa Diperlukan Analisis Pekerjaan ?
6.            Apakah Yang Harus Dilakukan Dalam Hal Seleksi Personalia ?
7.            Bagaimana Cara Mengatur Produktivitas Dalam Suatu Perusahaan ?
C.  Tujuan Penulisan 
Berkenaan dengan judul makalah ini yaitu tentang fungsi pengorganisasian maka tujuan kami membuat makalah ini antara lain :
1.      Untuk memberikan pemahaman kepada rekan-rekan mahasiswa tentang fungsi pengorganisasian dalam manajemen.
2.      Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang tata cara malakukan spesialisasi atau pembagian kerja menurut keahlian masing-masing orang.
3.      Sebagai referensi belajar untuk rekan-rekan mahasiswa khususnya kami pribadi sehinngga menambah referensi belajar selain referensi dalam bentuk buku dan dari dosen.
4.      Untuk diajukan kepada dosen pembimbing mata kuliah pengantar manajemen sebagai pemenuhan atas tugas yang diberikan, serta untuk dipresentasikan kepada rekan-rekan mahasiswa.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Pengorganisasian
·                     Menurut Cefto Samuel C, The proccess of establishing ordrly uses for all oeganizational's resources. (pengorganisasian merupakan proses mengatur semua kegiatan secara sistematis dalam mengelola sumber daya)
·                     Menurut Williams Chuck, Deciding where decision will be made, who will do that jobs and task, and who will work for whom. (memutuskan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan  melakukan pekerjaan dan tugas itu,  dan siapa yang  akan bekerja serta untuk siapa mpekerjaan itu dilakukan)
·                     Menurut Daft Richard, Pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan stategis.
Jadi, pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan
Dengan kata lain pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan. Hal pokok yang perlu diperhatikan dari pengorganisasian :
1.      Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
2.      Menganalisa beban kerja masing – masing satuan organisasi.
3.      Membuat job description ( uraian pekerjaan)
4.      Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing – masing satuan organisasi.
Menurut ChesterBarnard, "adalah Pengorganisasian fungsi oleh yang menyangkut mampu mendefinisikan posisiperan,   pekerjaan terkait dan koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab. Oleh karena itu,seorang manajer harus selalu mengatur untuk mendapatkan hasil.Seorang manajer melakukan fungsi pengorganisasian dengan bantuan langkah-langkah berikut:

1. Identifikasi kegiatan - Semua kegiatan yang harus dilakukan dalam keprihatinan harus dapat diidentifikasi terlebih dahulu. Misalnya, persiapan rekening, melakukan penjualan,pencatatan, pengendalian kualitas, pengendalian persediaan, dll Semua kegiatan ini harus dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam unit.
2. Departemen mengorganisir kegiatan - Pada langkah ini, manajer mencoba untuk menggabungkan dan yang sama dan terkait kegiatan kelompok ke dalam unit atau departemen.Organisasi ini membagi perhatian seluruh menjadi unit-unit independen dan departemen disebut departmentation.
3. Klasifikasi wewenang - Setelah departemen dibuat, manajer suka mengklasifikasikankekuasaan dan luasnya kepada manajer.Kegiatan ini memberikan peringkat untuk posisimanajerial disebut hirarki. Manajemen puncak adalah menjadi perumusan kebijakan,manajemen tingkat menengah ke pengawasan departemen dan manajemen tingkat yang lebih rendah ke pengawasan mandor.Klarifikasi membantu otoritas dalam membawa efisiensi dalam menjalankan kekhawatiran. Hal ini membantu dalam mencapai efisiensi dalam menjalankan kekhawatiran. Hal ini membantu dalam menghindari pemborosan waktu, uang, usaha, dalam menghindari duplikasi atau tumpang tindih upaya dan ini membantu dalam membawa kelancaran dalam bekerja menjadi perhatians.
4. Koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab - Hubungan dibentuk antara berbagai kelompok untuk memungkinkan interaksi halus terhadap pencapaian tujuan organisasi. Setiap individu terbuat menyadari kekuasaannya dan dia tahu siapa mereka harus menerima perintah dari dan kepada siapa mereka bertanggung jawab dan kepada siapa mereka harus melaporkan.Suatu struktur organisasi yang jelas digambarkan dan seluruh karyawan dibuat menyadarinya. 
Pentingnya pengorganisasian fungsi dikarenakan antara lain :

1. Spesialisasi - Struktur Organisasi adalah suatu jaringan hubungan di mana pekerjaan dibagi menjadi unit-unit dan departemen.Pembagian kerja adalah membantu dalam membawa spesialisasi dalam berbagai kegiatan yang memprihatinkan.

2. Yah pasti pekerjaan - Untuk struktur organisasi membantu dalam menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat yang dapat dilakukan dengan memilih orang untuk berbagai departemen sesuai dengan keahlian, kualifikasi dan pengalaman mereka. Hal ini membantu dalam mendefinisikan pekerjaan baik yang menjelaskan peran setiap orang.

3. otoritas Klarifikasi - Untuk struktur organisasi membantu dalam memperjelas posisiperan untuk setiap manajer (status quo). Hal ini dapat dilakukan dengan mengklarifikasi kekuatan untuk setiap manajer dan cara ia harus latihan kekuatan-kekuatan harus diklarifikasi sehingga penyalahgunaan kekuasaan tidak terjadi. Nah pekerjaan didefinisikan dan tanggungjawab yang melekat membantu dalam membawa efisiensi menjadi manajer yang bekerja. Hal ini membantu dalam meningkatkan produktivitas.

4. Koordinasi - Organisasi merupakan sarana untuk menciptakan koordinasi antar departemen yang berbeda dari perusahaan. Ini menciptakan hubungan yang jelas antara posisi dipotong dan memastikan kerjasama timbal-balik antara individu. Harmony kerja dibawa oleh manajer tingkat yang lebih tinggi wewenang mereka atas aktivitas yang saling berhubungan manajer tingkat yang lebih rendah.hubungan tanggung jawab Otoritas bisa berbuah hanya bila ada hubungan resmi antara keduanya. Untuk kelancaran organisasi, koordinasi antara otoritas-tanggung jawab yang sangat penting. Harus ada koordinasi antara hubungan yang berbeda. Kejelasan harus dibuat untuk memiliki tanggung jawab utama yang melekat pada setiap kewenangan. Ada pepatah, "Otoritas tanpa tanggung jawab menyebabkan perilaku tidak efektif dan tanggung jawab tanpa kewenangan membuat seseorang tidak efektif." Oleh karena itu, koordinasi kewenangan-tanggung jawab sangat penting.

5. administrasi Efektif - Struktur organisasi membantu menentukan posisi pekerjaan. Peran yang akan dilakukan oleh manajer yang berbeda dijelaskan. Spesialisasi dicapai melalui pembagian kerja. Ini semua mengarah ke administrasi yang efisien dan efektif.

6. Pertumbuhan dan diversifikasi - pertumbuhan perusahaan adalah benar-benar tergantung pada bagaimana efisien dan lancar keprihatinan bekerja. Efisiensi dapat dibawa oleh memperjelas posisi peran untuk para manajer, koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab dan berkonsentrasi pada spesialisasi. Selain ini, perusahaan dapat beranekaragam jika potensinya berkembang. Hal ini dimungkinkan hanya bila struktur organisasi yang jelas. Hal ini dimungkinkan melalui seperangkat struktur formal.

7. Rasa aman - Untuk struktur organisasi menjelaskan posisi pekerjaan. Peran yang ditugaskan untuk setiap manajer jelas. Koordinasi adalah mungkin. Oleh karena itu, kejelasan kekuatan membantu secara otomatis dalam meningkatkan kepuasan mental dan dengan demikian rasa keamanan di perhatikan. Hal ini sangat penting untuk pekerjaan-kepuasan.

8. Lingkup untuk perubahan baru - Di mana peran dan kegiatan yang akan dilakukan adalah jelas dan setiap orang mendapat kemerdekaan dalam bekerja, ini menyediakan cukup ruang untuk manajer untuk mengembangkan bakat dan berkembang pengetahuannya. Seorang manajer akan siap untuk mengambil keputusan yang independen yang dapat jalan atau path dengan penerapan teknik-teknik produksi baru. Ruang lingkup untuk membawa perubahan baru ke dalam menjalankan suatu perusahaan hanya mungkin melalui serangkaian struktur organisasi.Prinsip Pengorganisasian Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak

B.  Prinsip Dasar Koordinasi / Organizing :
1.      Seseorang yang duduk di satuan organisasi harus memiliki kompentensi , yaitu kemampuan dan kemauan.
2.      Memiliki karakter, yaitu sikap dan kepribadian yang sesuai dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.
3.      memiliki talenta, yaitu bakat dan potensi yang sesuai dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.
4.      Memiliki komitmen, yaitu keikatan dan loyalitas dalam berorganisasi.

Agar karyawan dapat menjalankan prinsip dasar dengan baik dan memiliki performa yang layak, manajemen berkewajiban mengembangkan para pegawai. Untuk itu perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :

1.      Untuk membentuk kompetensi, manajemen dapat meningkatkan kemampuan lewat on the job training dan atau off the job training.
a.         On the job training adalah pelatihan di tempat kerja, bisa berupa magang atau belajar sambil bekerja baik dengan sesama karyawan yang lebih senior maupun pada atasan mereka.
b.         Off the job training adalah melatih kompetensi di luar tempat kerja. Pelatihan ini bersifat teoritis seperti yang dilakukan oleh lembaga – lembaga pendidikan formal seperti diploma, strata, maupun kursus yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun lembaga lain.

Kedua komponen inilah ( kemampuan dan kemauan ) yang dapat melihat kematangan seseorang dalam bekerja, yaitu seorang karyawan dapat dikatakan matang dalam bekerja jika dia memiliki kemampuan yang cukup dan semangat kerja yang tinggi.
2.      Pembentukan karakter dapat dibentuk melalui proses pembentukan kompetensi, yang umumnya dibentuk melalui : adanya pembaruan pengetahuan ( up date knowledge ) yang dalam proses terus-menerus akan berubah menjadi sikap yang selanjutnya menjadi prilaku yang selaras dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh manajemen, 
3.      Memiliki talenta. Talenta sering diterjemahkan dengan bakat potensi. Bakat merupakan sikap bawaan seseorang yang belum siap pakai untuk melakukan aktivitas secara layak. Potensi merupakan bakat yang telah siap pakai karena adanya proses pembelajaran, pelatihan, dan proses lain yang dilakukan oleh seseorang.
4.      Komitmen adalah suatu keadaan dimana seorang pekerja atau karyawan memiliki tingkat kelekatan ( kohesif ) yang tinggi pada organisasi dan manajemen. Komitmen dapat dibentuk apabila prinsip dasar ( kompetensi, karakter, dan talenta ) dapat dilalui manajemen dengan baik.

Untuk mengatur secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh manajer.

1. Prinsip Spesialisasi, Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi antara bawahan berdasarkan kualifikasi, kemampuan dan keterampilan.Melalui pembagian spesialisasi kerja dapat dicapai yang menghasilkan organisasi yang efektif.

2. Prinsip Definisi Fungsional , Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus lengkap dan jelas didefinisikan sebagai manajer dan bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendefinisikan secara jelas tugas, tanggung jawab, wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain. Klarifikasi dalam hubungan kewenangan-tanggung jawab membantu dalam mencapai koordinasi dan dengan demikian organisasi dapat berlangsung efektif. Sebagai contoh, fungsi utama dariproduksi, pemasaran dan keuangan dan hubungan tanggung jawab wewenang dalam departemen ini harus jelas kepada setiap orang yang melekat pada departemen itu.Klarifikasi dalam hubungan kewenangan-tanggung jawab membantu dalam organisasi efisien.

3. Prinsip Rentang Pengendalian / Pengawasan. Menurut prinsip ini, rentang kendali rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal. Menurut prinsip ini, manajer harus mampu menangani apa jumlah karyawan di bawah dia harus diputuskan. Keputusan ini bisa diambil dengan memilih salah span froma lebar atau sempit. Ada dua jenis rentang kendali:
a. Wide rentang kendali , Ini adalah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan mengendalikan secara efektif kelompok besar orang pada satu waktu. Fitur span ini adalah:
(1). Dikurangi biaya overhead pengawasan
(2). Prompt tanggapan dari karyawan
(3). Komunikasi yang lebih baik
(4). Pengawasan yang lebih baik
(5). Koordinasi yang lebih baik
(6). Cocok untuk pekerjaan berulang
Menurut rentang ini, seorang manajer dapat secara efektif dan efisien menangani sejumlah besar bawahan pada satu waktu.
b. Persempit span control, Menurut rentang ini, pekerjaan dan kewenangan dibagi diantara banyak bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar orang di bawah dia. Manajer menurut rentang sempit mengawasi sejumlah karyawan yang dipilih pada satu waktu. Fitur adalah:
(1). Pekerjaan yang membutuhkan kontrol ketat dan pengawasan, misalnya, kerajinan,gading kerja, dll, yang memerlukan keahlian.
(2). Koordinasi sulit dicapai.
(3). kesenjangan Komunikasi bisa datang.
(4). Pesan dapat terdistorsi.
(5). Spesialisasi kerja dapat dicapai.
c. kemampuan manajerial-Dalam keprihatinan di mana manajer mampu, berkualitas dan berpengalaman, bentang yang lebar dan kontrol akan selalu membantu.
d. Kompetensi bawahan-Dimana bawahan mampu dan kompeten dan tingkat pemahaman mereka layak, bawahan cenderung sangat sering mengunjungi atasan untuk memecahkan masalah mereka. Dalam kasus tersebut, manajer dapat menangani sejumlah besar karyawan.Oleh karena bentang yang lebar cocok.
e. Sifat pekerjaan-Jika pekerjaan yang berulang alam, bentang yang lebar dan pengawasan yang lebih bermanfaat. Di sisi lain, jika pekerjaan memerlukan keterampilan mental atau keahlian, kontrol ketat dan pengawasan diperlukan di mana rentang sempit lebih membantu.
f. Delegasi kewenangan-Bila pekerjaan diserahkan kepada tingkat yang lebih rendah dalam cara yang efisien dan tepat, kebingungan kurang dan pengertian lingkungan hidup dapat dipertahankan. Dalam kasus tersebut, rentang kendali luas cocok dan supervisor dapat mengelola dan mengendalikan sejumlah besar sub-koordinat pada satu waktu.
g. Derajat desentralisasi-Desentralisasi dilakukan untuk mencapai spesialisasi di mana otoritas bersama oleh banyak orang dan manajer di tingkat yang berbeda. Dalam kasus tersebut, struktur yang tinggi sangat membantu. Ada kekhawatiran tertentu dimana desentralisasi sedang dilakukan sangat cara yang efektif yang menghasilkan komunikasi langsung dan personal antara atasan dan sub-ordinat dan ada atasan dapat mengelola sejumlah besar bawahan sangat mudah. Dalam kasus tersebut, bentang yang lebar lagi membantu.

4. Prinsip Rantai Skalar, rantai skalar adalah rangkaian perintah atau otoritas yang mengalir dari atas ke bawah. Dengan rantai otoritas yang tersedia, wastages sumber daya yang diminimalkan, komunikasi dipengaruhi, tumpang tindih pekerjaan dihindari dan organisasi mudah terjadi. Rantai scalar komando memfasilitasi alur kerja dalam sebuah organisasi yang membantu dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke bawah, itu menjelaskan posisi kewenangan kepada manajer di berbagai tingkatan dan yang memfasilitasi organisasi yang efektif.

5. Prinsip Kesatuan Komando, Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan unggul. Setiap bawahan jawab dan bertanggungjawab kepada satu bos pada satu waktu. Hal ini membantu dalam menghindari kesenjangan komunikasi dan umpan balik dan respon adalah prompt. Kesatuan perintah juga membantu dalam kombinasi sumber daya secara efektif, yaitu, fisik, sumber daya keuangan yang membantu dalam memudahkan koordinasi dan, oleh karena itu, organisasi yang efektif.

C.  Pendelegasian Dan Desentralisasi Wewenang
Pendelegasian merupakan alokasi atau pembebanan tugas, wewenang dan permintaan akan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Untuk efektifnya pendelegasian ada beberapa syarat :

1.            Rencana dan kebijaksanaan harus jelas
2.            Tugas dan wewenang harus dibatasi dengan yang diharapkan
3.             Orang yang diberi tugas disiplin yang terbaik
4.            Komunikasi secara terbuk
5.            Sistem pengawasan perlu diciptakan
Tindak lanjut ialah perlunya diadakan desentralisasi wewenang secara  konsekuen. Akan tetapi biasanya orang takut untuk mengadakan desentralisasi karena :
1.            Biayanya tidak sedikit.
2.            Hilangnya uniformitas kebijaksanaan.
3.            Terlalu luasnya pengawasan.
4.            Proses pengambilan keputusan yang sulit dll
Desentralisasi pada suatu saat pasti diperlukan karena :
1.            Kecenderungan orang ingin bebas mengambil keputusan.
2.            Dinamika usaha memerlukan putusan cepat.
3.            Makin bertambahnya orang yang mampu mengelola organisasi.
4.            Teknik pengawasan berkembang dengan baik
D.  Departementasi dan Pembagian Kerja 
Departementasi merupakan pengelompokkan kegiatan kerja yang hampir sama dan erat hubunganya satu dengan yang lainnya. Pembagian kerja merupakanpemecahan tugas sedemikian rupa sehingga orang perorang di dalam organisasibertanggung jawab pada dan melaksanakan kegiatan tertentu saja. Pembagian kerja dalam ilmui ekonomi lebih dikenal dengan spesialisasi.
Pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan departemen- departemen dan job description dari masing-masing departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Beberapa dasar dalam departementasi:

1.        Departemen fungsional
Pekerjaan dapat dikelompokkan menurut fungsi dari organisasi. Perusahaan bisnis meliputi fungsi seperti : produksi, pemasaran, keuangan, akunting dan personalia Rumah sakit meliputi fungsi seperti : bedah, psikiatri, rumah tangga, farmasi dan pesonalia.

2.         Departemen territorial
Pembentukan kelompok atas dasar daerah geografis. Logikanya adalah bahwa semua kegiatan dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan kepada seorang manajer.

3.         Departemen produk
Dalam banyak perusahaan besar yang produknya beraneka ragam,  kegiatan dan personalianya dikelompokkan atas dasar produk

4.         Departementasi pelanggan
Contoh departemntasi yang berorientasi pada pelanggan adalah lembaga pendidikan. Beberapa lembaga pendidikan menyelenggarakan kuliah-kuliah tetap dan kuliah ekstensi.
Dalam praktek, dasar-dasar penggolongan itu tidaklah dianut secara konsekuen, sebab seringkali didasarkan atas kombinasi dari beberapa dasar yang tersebut di atas.

E Analisis Pekerjaan
Menurut Summary of National Job Analysis Methode Survey, analisa pekerjaan adalah  “proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan tertentu. Sedangkan kegunaan dari analisa kerja adalah sebagai berikut:
1.            Pengabsahan (validation) atas prosedur-prosedur pengangkatan, pengabsahan dibenarkan dan dirumuskan sebagai menguji secara sistematik kriteria seleksi atau predikator untuk menentukan apakah hal-hal itu berhubungan erat dengan kelompok prilaku dari pekerjaan itu.  
2.            Pelatihan (training). Uraian tugas-tugas dan peralatan yang dipergunakan sangat membantu dalam mengembangkan isi program-program pelatihan.
3.            Evaluasi pekerjaan. Uraian pekerjaan dan rincian persyaratan tenaga kerja yang diperlukan dievaluasi kegunaannya, dengan sasaran terakhir untuk penentuan nilai dalam bentuk uang
4.            penilaian prestasi. Sebagai pengganti penilaian seorang karyawan atas sifat-sifat seperti ketergantungan dan inisiatif, ini ada kecenderungan untuk menentukan sasaran pekerjaan dan hasil kerja dinilai berdasarkan tercapai tidaknya sasaran tersebut.
5.            Pengembangan karier. Informasi pekerjaan membantu perusahaan untuk merencanakan saluran-saluran promosi, dan menyediakan data mengenai kesempatan dan persyaratan karier didalam organisasi kepada karyawan
6.            Organisasi. Informasi pekerjaan yang diperoleh melalui analisa pekerjaan seringkali mengungkapkan contoh-contoh organisasi yang jelek sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan pekerjaan.
7.            Perkenalan (induction). Untuk petatar (trainee) baru, uraian pekerjaan paling membantu dalam masa orientasi.
8.            Penyuluhan (counseling). Informasi pekerjaan sangat bernilai dalam penyuluhan pekerjaan. Disarankan lebih banyak penyuluhan semacam itu diberikan pada tingkat sekolah menengah, karena banyak lulusannya tidak menyadari jenis- jenis pekerjaan yang ada.
9.            Hubungan perburuan (labor relation). Uraian pekerjaan standar fungsi . Jika seorang karyawan mencoba menambah atau mengurangi tugas-tugas yang tercantum disana, maka standar telah dilanggar. Serikat buruh, demikian juga managemen tertarik 10. Penataan kembali (reengineering) pekerjaan. Jika para majikan ingin menyesuaikan pekerjaan dengan suatu kelompok khusus, misalnya orang cacat fisik, biasanya mereka harus mengubah isi pekerjaan tertentu. Analisis pekerjaan menyediakan informasi yang akan memudahkan perubahan pekerjaan untuk memungkinkan diisi oleh personalia dengan sifat-sifat khusus.
F.  Seleksi Personalia
   Menurut Prof. Edwin B Flippo, seleksi adalah “pemilihan seseorang tertentu dar sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu”.7) Manajemen memutuskan pekerjaan apa yang terlibat dan kemampuan-kemampuan individu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Kemudian manajer melihat prestasi para pelamar diwaktu yang lalu dan memilih seseorang yang memiliki kemampuan, pengalaman dan kepribadian yang paling memenuhi persyaratan suatu jabatan.
Prestasi masa lalu merupakan penunjuk paling baik bagi prestasi dimasa yang akan datang. Apa yang dilakukan seseorang di waktu yang lalu, seperti ditunjukkan oleh laporan- laporan sekolah, pengalaman kerja dan kegiatan-kegiatan diluar kurikulum, adalah predikator paling baik tentang apa yang kemungkinan akan dilakukan di waktu yang akan datang.
berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan tersedia.
Menurut T. Hani Handoko langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah:
1.      Wawancara pendahuluan
2.      Pengumpulan data pribadi (biografis)
3.      Pengujian (testing)
4.      Wawancara yang lebih mendalam
5.      pemeriksaan referensi-referensi prestasi
6.      Pemeriksaan kesehatan
7.      Keputusan pribadi
8.      Orientasi jabatan
      Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan. Beberapa faktor  tersebut adalah:
1.      Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja, untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu.
2.      Bakat dan Minat (aptitude and interest), untuk memperkirakan minat dan kapasitas / kemampuan seseorang.
3.      Sikap dan kebutuhan (attitudes and need), untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.
4.      Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif, untuk mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalisaan.
5.      kesehatan, tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan fisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.
6.      Ketrampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek- aspek teknik pekerjaan.
Setelah diseleksi, Karyawan ditempatkan pada suatu pekerjaan dan diperkenalkan dengan organisasi melalui berbagai bentuk orientasi. Tahap orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan organisasi. Proses ini merupakan proses penting karena suatu pekerjaan baru adalah sulit dan menyebabkan frustasi bagi karyawan baru. Menurut American Society for Personel Administration, situasi baru adalah “berbeda dan asing, serta proses orientasi yang jelek dapat memadamkan antusiasme dan usaha mulai dari permulaan”.9) Karena berbagai perusahaan melaporkan bahwa lebih setengah dari pengunduran diri suka rela terjadi dalam 6 (enam) bulan pertama, Orientasi yang tepat dapat berbuat banyak untuk mengurangi masalah ini dan biaya-biaya yang menyertainya.
      Tahap pertama biasanya diselenggarakan oleh staf unit personalia, hal-hal yang dipertimbangkan mencakup:
1.      Hasil produksi perusahaan itu
2.      Tunjangan kesejahteraan Karyawan
3.      Jadwal gaji
4.      Keselamatan
5.      Masa percobaan
6.      Pencatatan waktu dan ketidakhadiran
7.      Hari libur, parkir, prosedur keluhan.
8.      Program persamaan kesempatan penempatan tenaga kerja
Tahap kedua dari sebagian besar program orientasi yang terorganisasi dilaksanakan oleh penyelia langsung. Karyawan yang baru diangkat itu diperkenalkan kepada sesama karyawan, dibawa keliling departemen dan diberi informasi tentang hal-hal kecil seperti tempat ganti pakaian dan kamar kecil, prosedur persediaan, jam kerja, lembur, prosedur pemanggilan, jam istirahat dan makan siang, dan fasilitas-fasilitas perusahaan. Menurut OC Brenner dan J. Tomkiewcz, “suatu program percobaan khusus atas orientasi direncanakan dengan sasaran khusus untuk meyakinkan karyawan yang baru diangkat bahwa mereka mempunyai kesempatanbaik untuk berhasil.
Karyawan tersebut diminta untuk melupakan permainan yang sewenang-wenang dari para karyawan yang lebih tua, dan dianjurkan agar mendekati para penyelia mereka jika ada pertanyaan dan masalah.
Program orientasi akan lebih lengkap jika mencakup tindak lanjut beberapa minggu kemudian. Wawancara ini bisa dilakukan oleh penyelia atau spesialis personalia dan berhubungan dengan (1) kepuasan karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi, dan (2) kepuasan penyelia terhadap karyawan. Ketidakpuasan mungkin dijernihkan dengan penjelasan- penjelasan atau pemindahan nyata ke pekerjaan yang berbeda, bagaimanapun minat terhadap karyawan yang dibuktikan dengan tindakan yang tulus untuk melakukan wawancara tindak lanjut akan membantu meningkatkan tingkat kepuasan karyawan.
Oleh sebab itu sering dipakai ukuran kepuasan para penyelia dan karyawan lama terhadap masuknya karyawan baru tersebut, disamping kepuasan karyawan baru, untuk menilai keberhasilan proses orientasi. Bila tahap seleksi tidak berbuat kesalahan biasanya proses orientasi juga tidak akan mengalami kesulitan.

G.  Produktivitas
  Ada beberapa pendapat orang mengenai produktivitas, diantaranya; menurut J. Ravianto, bahwa Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari tenaga kerja.
Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa :”Produktivitas adalah hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya , misalnya produktivitas ukuran efisien produktif suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan hasil masukan.
Mengenai produktivitas Payaman J. Simanjuntak, menjelaskan”Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang terdiri dari beberapa faktor seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, dan sumber daya manusia yang merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas tergantung pada kemampuan tenaga manusia.”13)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil masukan. keefektifan ini dilihat dari beberapa faktor masukan yang dipakai dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Sedangkan produktivitas kerja yaitu jumlah produksi yang dapat dihasilkan dalam Waktu tertentu
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor Produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak manajemen perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka produktivitas kerja akan meningkat.
  
      Faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu:

1.      Kemampuan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja.
2.      Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan dengan moral dan semangat kerja
3.      Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua karyawan dapat bekerja dengan tenang serta sistim kompensasi yang ada.
4.      Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan produktivitas.
5.      Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja.
6.      Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja.
7.      Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban karyawan. Sebaiknya ada unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja.
8.      Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas
Pengaruh penerimaan tenaga kerja terhadap produktivitas Atas dasar pengertian kemampuan dari tenaga kerja yang terkait dengan keahlian seseorang di bidangnya (profesional) dalam menyelesaikan pekerjaan, maka manajemen personalia sebagai
departemen yang bertugas dalam penerimaan (rekruitmen) tenaga kerja berperan penting dalam menjalankan prosedural yang berlaku, prosedur penerimaan tenaga kerja adalah bagian dari berbagai sistem yang mempengaruhi produktivitas perusahaan sehingga kecermatan dan ketelitian dalam pengambilan keputusan untuk menerima tenaga kerja dapat baru dapat dipertanggungjawabkan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas khususnya mengenai fungsi manajemen yaitu pengorganisasian maka kami dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1.      Fungsi pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
2.      Pengorganisasian juga suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3.      Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
4.      Komunikasi antar bagian dalam pengorganisasian harus harus dijaga dengan baik supaya adanya koordinasi yang kuat dan tidak terjadinya komunikasi sehingga pertukaran informasi dapat berjalan dengan lancar yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan perusahaan
5.      Dengan adanya pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga yang pada akhirnya dapat menjadikan suatu perusahaan menjadi maju dan berkembang.
B.  Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa fungsi pengorganisasian sangat penting dalam manajemen sebuah perusahaan maka kami dapat menyarankan kepada pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa agar belajar lebih giat dan meningkatkan kompetensi diri agar dapat bersaing apabila kita nantinya tamat dari perguruan tinggi. Mengingat bahwa tidak semua dari kita akan menjadi guru, oleh karena itu tigkatkanlah kompetensi diri masing-masing utuk mendapatkan peluang dalam bekerja nantinya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi referensi belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang ilmu manajemen khusunya mengenai fungsi pengorganisasian.


DAFTAR PUSTAKA
http: //www.scribd.com/doc/.../fungsi-pengorganisasian / diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.google.com /60mb0n9.wordpress.com/.../fungsi-pengorganisasian/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.google.com /organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalian_belajar_di_internet/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.google.com/elearning.gunadarma.ac.id/.../bab11dasar_dasar_pengorganisasian.pdf/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.findtoyou.com/.../fungsi+pengorganisasian+dalam+manajemen.html -/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2010




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Binatang Paling Munafik yang Pernah Diciptakan Tuhan

Seperti sedia kala, saat kita berjuang dengan segenap raga untuk hidup, untuk menyambung nyawa yang parah terluka oleh belati dunia fana. Disaat itulah kita sadar bahwa hidup adalah cobaan, dan cobaanlah yang menjadikan hidup seorang manusia berarti. Tapi sampai dimana cobaan itu datang dan memberikan perih ? apakah seluruh hidup manusia adalah tentang kesakitan, ketidakadilan hidup ? setiap keluhan yang ku tujukan dan kuumbar kepada malam hanya akan terbiar tak berjawab selain keheningan dan dingin yang familiar. Orang yang tak bisa berbuat banyak hanya bisa mengeluh dalam kesendirian dan deruh kerinduan akan kebahagian hanyalah sebuah mimpi yang hadir di masa lalu dengan pengulangan yang dramatis dalam pikiranku, pikiran seorang manusia yang buta dan tak tahu apa-apa tentang dunia, tentang hidup dan cinta. Kehidupan menjadi terlalu sederhana dalam hari-hari dewasa yang tak terlalu istimewa, uang dan segala yang memberikan nilai adalah segalanya dan tanpanya manusia hany...

Wewenang, Tanggung Jawab dan Pendelegasian Wewenang | Makalah

BAB 1 PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting dan vital dalam organisasi manajemen / kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang dan koordinasi agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah kosekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dirinya sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih dapat memperkuat organisasi, terutama disaat terjadi perubahan susunan manajemen. Yang penting disadari adalah disaat kita mendelegasikan wewenang dan mengkoordinasikannya kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya t...