Seperti sedia kala,
saat kita berjuang dengan segenap raga untuk hidup, untuk menyambung nyawa yang
parah terluka oleh belati dunia fana. Disaat itulah kita sadar bahwa hidup
adalah cobaan, dan cobaanlah yang menjadikan hidup seorang manusia berarti.
Tapi sampai dimana cobaan itu datang dan memberikan perih ? apakah seluruh
hidup manusia adalah tentang kesakitan, ketidakadilan hidup ? setiap keluhan
yang ku tujukan dan kuumbar kepada malam hanya akan terbiar tak berjawab selain
keheningan dan dingin yang familiar. Orang yang tak bisa berbuat banyak hanya
bisa mengeluh dalam kesendirian dan deruh kerinduan akan kebahagian hanyalah
sebuah mimpi yang hadir di masa lalu dengan pengulangan yang dramatis dalam
pikiranku, pikiran seorang manusia yang buta dan tak tahu apa-apa tentang
dunia, tentang hidup dan cinta.
Kehidupan menjadi
terlalu sederhana dalam hari-hari dewasa yang tak terlalu istimewa, uang dan
segala yang memberikan nilai adalah segalanya dan tanpanya manusia hanyalah
hewan yang tak mendapat pengakuan dari peradaban manusia “modern” yang dengan
naifnya diciptakan hanya untuk menutupi kebinatangan manusia yang melekat dan
tak tersanggahkan bahkan oleh agama sekalipun. Peradaban yang menjadikan uang
sebagai tuhan dan kekuasaan adalah segalanya, tapi apalah artinya membicarakan
manusia dan peradaban saat setiap jiwa yang bertebaran dalam jalan-jalan kota
ini tak punya pilihan lain selain tunduk dan bersembunyi dalam tabir peradaban
dan menutup keinherenan sifat binatang yang tak terbantahkan dunia? dan dunia
tahu siapa- siapa yang berjalan diatasnya saat pertama kali dia ada dan
berubah, masuk dalam kemunafikan pikiran manusia.
Ah… hidup di negri
ini semakin hari semakin menjadi suatu yang memuakkan. Kedalam tanya tentang
kalimat “sejahtera” hanya akan berakhir dengan jawaban-jawaban klise yang
sungguh bosan rakyat ini mendengarnya, dimanakah semangat yang menggebu tentang
konsep negara merdeka?, apakah semuanya hanyalah retorika kosong yang terjual
murah oleh rakyat yang bodoh dan tak terjamah belaian pendidikan formal?, namun
kita lupa bahwa pendidikan bukanlah segalanya dan kebodohan adalah harus dan
pasti ada disetiap penjuru dunia karna apa? Karna keseimbangan harus terjaga,
dualisme harus ada demi masa depan yang sejahtera, si miskin ada untuk memuja
si kaya, si bodoh ada untuk ditipu si pintar, si hitam harus ada agar si putih
dapat bekerja, yang jahat harus ada agar yang baik dapat menjadi pilihan,
neraka harus ada agar surga dapat terisi dengan sempurna, bahkan iblis harus
ada agar tuhan bisa dipuja manusia. Semuanya harus seimbang dan apabila ada
yang mengatakan bahwa yang buruk harus hilang maka naïflah mereka dan semua
kemunafikan manusia akan terpampang dengan jelas pada setiap nafas, setiap kata
dan seluruh langkah yang mereka buat adalah bukti nyata bahwa manusia adalah
binatang paling munafik yang pernah diciptakan tuhan.
Ria amila
Komentar
Posting Komentar