Dalam
rekam jejak perjalanan bangsa ini telah kita lalui segala bentuk pergolakan
politik yang mengingatkan kita bahwa bangsa ini dengan segala hitam putih masa
lalunya adalah bangsa yang besar, bukan semata karena luas wilayahnya ataupun
jumlah penduduknya, tetapi lebih kepada sikap para pembangunnya. Bangsa ini
tidak datang dari “kerendahatian” bangsa asing yang “memberikan” kata
kemerdekaan secara Cuma-Cuma dan penuh senyum ramah. Tidak ! bangsa ini punya
harga diri dan harga diri bangsa ini tidaklah didapat dengan mudah dan murah tapi
sebaliknya, harga yang harus dibayar bangsa ini adalah MAHAL ! karena darah dan
air mata yang tumpah dalam setiap inci tanah nusantara adalah mata uang yang
harus kita tukar demi harga sebuah kata “MERDEKA !”.
Begitu
mahalnya harga sebuah kedaulatan dan apakah harga yang mahal itu telah bisa
kita balas dengan pantas, apakah pengorbanan yang besar itu telah dapat kita
hargai dengan benar, dan apakah sejarah bangsa ini telah dapat kita pelajari
dengan bijaksana ?. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya”, demikian sang pendiri bangsa berkata tentang bangsanya, dan
apakah kita telah dengan sadar mewarisi semangatnya, adalah pertanyaan-pertanyaan yang entah hanya
akan menjadi satu retorika tanpa suara atau malah membangunkan secerca semangat
juang yang walau kecil tetaplah satu kemajuan dan kemajuan dalam bernegara
adalah dasar dari kesadaran nasional bangsa ini yang telah mundur ke-tempatnya
yang mengkhawatirkan.
Jiwa nasionalisme
masyarakat, terlebih kaum muda menjadi perhatian, dalam kaitannya dengan
wawasan nusantara dan sejarah perjuangan bangsa ini. Cukupkah hanya dengan menunjukan
kartu tanda penduduk atau berteriak dengan lantang tentang slogan-slogan
perjuangan dan kemerdekaan lalu menjadikan kita seorang pemuda yang nasionalis,
? Tidak! Slogan-slogan perjuangan hanya akan menjadi kata-kata tanpa makna saat
tingginya intensitas semangat kebangsaan berbanding terbalik dengan pengetahuan
akan wawasan kebangsaan itu sendiri. Bangsa ini tidak membutuhkan pemuda-pemuda
dengan wajah cantik atau suara merdu atau bahkan mereka yang berdandan dengan
beragam merek “asing” terkenal menempel disekujur tubuhnya, tidak, sama sekali
tidak. Tapi lebih dari pada itu, bangsa ini tidak memerlukan orang-orang yang
bahkan tidak tahu asal-usul bangsanya sendiri, orang-orang yang dengan sadar
ataupun tidak, mengabaikan sejarah bangsa dan melihat negri ini dari sudutnya
yang paling sempit. Bangsa ini cukup besar untuk menghasilkan jutaan
masyarakat/pemuda dengan jiwa dan wawasan kebangsaan yang sama tinggi, para
pemuda yang bukan hanya memiliki semangat perjuangan dan kemerdekaan yang
membara, tapi juga memiliki segudang pengetahuan, pemahaman, dan pengertian
tentang bangsa ini, tentang betapa beratnya perjuangan menuju kemerdekaan dan
pengorbanan yang harus dikorbankan, tentang pahit-manis kenangan bangsa,
tentang sejarah dan apa yang menjadikan Indonesia tetap ada dan bertahan, yang
membuat merah putih tetap berkibar dan yang menggoreskan pancasila dan
esensinya dalam sedalam-dalamnya jiwa, adalah mereka para pemuda bangsa,
pemuda-pemudi sejati Indonesia.
Komentar
Posting Komentar