Langsung ke konten utama

A Half Truth is Not A Truth




Untuk bisa kembali melihat dunia dengan damai, harus ada pergolakan yang di perjuangkan. Beberapa orang melihat kebenaran sebagai sebuah akhir yang absolut. Tanpa punya celah untuk dipertanyakan lagi, kebenaran bagi mereka adalah apa yang mereka percayai.

Subjektifikasi terhadap kebenaran yang objektif merupakan perlakuan yang salah. Tentang kehidupan yang kita jalani atas dasar perspektif adalah juga kesalahan yang kita biarkan. Kita membiarkan diri kita menerima sebuah preposisi yang tak teruji, sebuah kesimpulan yang di dapat hanya dari satu sudut pandang. Perspektif adalah kebenaran yang tak sempurna. A half truth is not a truth. Kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang tidak kita sebagai manusia percayai, melainkan sesuatu yang tak lagi bisa kita sangkal.

Tak peduli apakah kebenaran itu menghancurkan landasan hidup kita, atau menistakan kepercayaan kita, ia akan tetap menjadi kebenaran yang absolut. Takkan tergoyahkan oleh apapun dan takkan hancur oleh setiap dogma yang mengekang kebebasan kebebasan kita sebagai manusia. Sesuatu yang kita sebut sebagai kebebasan pada kenyataanya merupakan satu-satunya konsep yang mendefinisikan kita sebagai manusia yang istimewa. Sebagai satu-satunya mahkluk yang sadar akan kebebasanya diatas dunia dan mengerti bahwa pencarian atas kebenaran yang hakiki takkan pernah berhasil tanpa kesadaran yang kuat bahwa kebebasan berfikir merupakan sebuah keharusan.

Kebebasan adalah kunci untuk menemukan kebenaran. Sehingga akan terasa sangat susah bagi mereka-mereka yang tak lagi memiliki kebebasan dalam berfikir, untuk bisa mengolah dan menerima sebuah gagasan tentang yang benar dan yang salah. Ideologi, agama dan keyakinan pada hakikatnya merupakan seperangkat aturan yang membatasi kebebasan manusia dalam berfikir, sehingga mengaburkan perspektif yang jelas dan lebih luas terhadap suatu fenomena tertentu. Berbagai Batasan-batasan baik dari segi individu hingga masyarakat tidak lagi mengajarkan manusia untuk “mencari” kebenaran, melainkan “memaksa” manusia untuk menerima “kebenaran” yang sudah ada sebagai satu-satunya kebanaran yang penting untuk diketahui. Hal ini adalah sebuah kesalahan dalam memperlakukan ideologi-ideologi tersebut sebagai pengatur cara berfikir dan bukan cara bertindak.

Pengaturan terhadap etika dan moralitas kemanusiaan adalah penting dan sangat amat berpengaruh terhadap kelangsuangan hidup manusia di dunia ini, namun pembatasan tersebut tak harus dan tak perlu menyentuh ranah pemikiran manusia.

Kebebasan dalam berfikir tidaklah sama dengan kebebasan dalam bertindak. Pembatasan terhadap tindakan manusia merupakan penting dan esensial mengingat kecenderungan negative dari kemanusiaan saat dihadapkan pada kebebasan tanpa aturan. Namun, hal tersebut ridak berlaku terhadap kebebasan berfikir. Pembatasan dan pengekangan kebebasan manusia dalam mencari, menganalisa, dan menetapkan suatu fenomena merupakan pengkhianatan terhadap diri sendiri dan penghinaan terhadap kredibilatas diri kita sebagai manusia.

Harus ada kesadaran yang monumental di dalam diri setiap manusia, tentang kedamaian hakiki yang didambakan oleh semua orang. Kedamaian yang kita terima dari pergolakan yang jujur dan bebas, tanpa Batasan dalam berfikir.

A.

Komentar

  1. Mantap kak, sangat filosofis. Seorang filsuf pernah berkata bahwa kemampuan manusia berpikir yang sekarang tidak lagi semurni dan sekokoh sebagaimana jika manusia menggunakan nalarnya sendiri sejak lahir.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen | Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar karyawan dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan demi kemajuan suatu perusahaan. Untuk memenuhi hal tersebut dalam manajemen diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu perusahaan dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang mengikuti perencanaan. Ini adalah fungsi dimana sinkronisasi dan kombinasi sumber daya manusia, fisik dan keuangan terjadi. Semua tigasumber daya penting untuk mendapatkan hasil. Oleh karena itu, fungsi organisasi membantudalam pencapaian hasil yang sebenarnya penting untuk fu...

Binatang Paling Munafik yang Pernah Diciptakan Tuhan

Seperti sedia kala, saat kita berjuang dengan segenap raga untuk hidup, untuk menyambung nyawa yang parah terluka oleh belati dunia fana. Disaat itulah kita sadar bahwa hidup adalah cobaan, dan cobaanlah yang menjadikan hidup seorang manusia berarti. Tapi sampai dimana cobaan itu datang dan memberikan perih ? apakah seluruh hidup manusia adalah tentang kesakitan, ketidakadilan hidup ? setiap keluhan yang ku tujukan dan kuumbar kepada malam hanya akan terbiar tak berjawab selain keheningan dan dingin yang familiar. Orang yang tak bisa berbuat banyak hanya bisa mengeluh dalam kesendirian dan deruh kerinduan akan kebahagian hanyalah sebuah mimpi yang hadir di masa lalu dengan pengulangan yang dramatis dalam pikiranku, pikiran seorang manusia yang buta dan tak tahu apa-apa tentang dunia, tentang hidup dan cinta. Kehidupan menjadi terlalu sederhana dalam hari-hari dewasa yang tak terlalu istimewa, uang dan segala yang memberikan nilai adalah segalanya dan tanpanya manusia hany...

Wewenang, Tanggung Jawab dan Pendelegasian Wewenang | Makalah

BAB 1 PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting dan vital dalam organisasi manajemen / kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang dan koordinasi agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah kosekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dirinya sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih dapat memperkuat organisasi, terutama disaat terjadi perubahan susunan manajemen. Yang penting disadari adalah disaat kita mendelegasikan wewenang dan mengkoordinasikannya kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya t...