Adalah sebuah kebebasan saat kita bicara perihal cinta kepada jiwa yang kita kenal. Badai di atas langit yang kita lihat bersama adalah manifestasi dari semua yang kita rasa, melayang perlahan dalam gelap malam yang diganggu oleh petikan cahaya buatan manusia. Seperti ternoda oleh kotor yang bercahaya. Cinta seperti apa yang akan kita perbincangkan malam ini?
Adakah bijak jika kita harus bicara tentang cinta yang kita lihat dari orang lain? Ataukah kilatan cahaya di atas langit kota ini sepadan dengan deburan gelombang perasaan yang kita rasakan di dalam dada? Bahwa cinta adalah badai dan dia berbahaya.
Siapakah aku dan kamu dalam pembicaraan ini? Menerka dengan penuh tanda Tanya kepada entah apa. Jika mungkin, dirimu dapat dipersamakan dengan luasnya langit dan lembutnya angin, terdiam dalam keparipurnaan hidup sang manusia, bersua dengan pelukan keabadian surga... engkau dan aku yang bagaikan merpati dengan sayap yang luka.
Sambutlah wahai langit indah itu, dalam belaian badai yang menghalangiku menyentuhmu. Haruskah kau patahkan sayapku lagi agar bisa akhirnya aku bertemu walau hanya dengan bayangmu yang jauh? Setidaknya masih ada bulan yang tersenyum manis kepadaku, menyemangatiku untuk setiap kepakan sayap-sayap patah ini, dan Bintang-bintang diatas sana, masih setia bersamaku dalam perjuangan menuju ketenangan dibalik amukan badai.
A
Komentar
Posting Komentar