Dan masihkah engkau ada untukku?
Namun waktu masihlah muda, bersama dengan raga kita yang belumlah lama bersenandung diatas dunia. Harus seperti apa lagi kita meyakinkan langit dengan ribuan sajak sajak cinta-aku... untuk kamu saja.
Orang lain boleh menjadi penonton dalam drama tanpa tajuk ini, merenungkan nasib kita seakan akan tiba saat bagi kita untuk diadu dengan takdir dan kenyataan. Tukang sepatu pun hanya bisa membuat jahitan dari atas kebawah dan menggulung benang yang lepas dari lubang jarum... aku, tak peduli.
Rumah kita akan kubuat rindang dengan kebun yang menjaga akar-akar pepohonan buah. Kan sama seperti kemilau pantulan senja dari atas dedaunan hijau, kau kan buatkan aku secangkir teh hangat dan dengan habisnya tetesan gerimis setelah hujan, kan kau buka tabir dari balik awan kelabu yang tersambung oleh jembatan maya penuh warna... aku ingin melihat pelangi bersamamu.
Harus seperti itu aku hidup bersamamu.... nanti.
A
Komentar
Posting Komentar