Tersenyum. Menangis dalam diam, bahagia, takut, kecewa, marah... kepada setiap emosi itulah kita mendefinisikan kembali kepribadian kita sebagai manusia, dan dalam berbagai pergolakan antar emosi kita lalu mampu melihat kembali respon yang kita buat dalam balutan tindakan manusiawi. Menangis adalah respon yang kita berikan akibat persentuhan antara kecewa dan sedih, tertawa adalah respon yang kita berikan akibat kontak antara bahagia dan lucu, dan dengan mekanisme ini kita menginterpretasikan semua realitas kemanusiaan yang kita temui. Sebuah mekanisme emosi yang inheren (melekat).
Dengan bertaburnya jumlah posibilitas respon yang bisa kita berikan, terkadang ada banyak situasi yang kemudian memaksa kita untuk tenggelam di dalamnya, sebuah keterasingan yang nyata bahwa dalam beberapa waktu kita seakan tertahan dalam pembahasan mengenai kekecewaan yang mendalam. Terdiam dalam respon tanpa terkendali, bahkan hilang dalam kekecewaan itu sendiri. Sebuah ketidaksempurnaan yang manusiawi.
Sebuah musik yang mampu menyentuh dasar terdalam dari lingkaran emosi yang jauh adalah musik yang mampu menyembuhkan semua kekecewaan di dalam hidup ini. Mendengarnya di tengah keramaian kota sesaat setelah setiap masalah datang membebani, merenung dan bertahan dalam dingin malam, melihat rembulan dan dengan keajaiban sentuhan melodi kehidupan itu, .... seakan tak ada lagi yang bisa menyentuhmu. Kita berdiri dalam kedamaian lirik dan nada-nada lembutnya. Dengan petikan gitar dan piano, kita dipaksa untuk tersenyum dalam aliran waktu yang tengah kita nikmati. Seakan kita bisa hidup selamanya.
Tak banyak lagu yang bisa memberikan begitu banyak kekuatan untuk hidup dan semangat untuk kembali berjuang, tak banyak dan untuk garis waktu ini,... lagu Moon on the Water (Ost. BECK) adalah yang paling damai memberi semangat, sebuah keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
A.
Komentar
Posting Komentar