okey, langsung saja.!
hari ini panas, ekhem..., maksudku, SANGAT PANAS.!!.....ekhem ekhem..., bukan, maksudku, PANAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAASSS..!!!, sudah cukup ?, well, hari ini panas dan kalian sudah tau maksudku, tapi ini sama sekali bukan tentang itu, ini adalah tentang aku, dia, dan hujan.
aku,
ya, aku. aku adalah seorang pujangga sunyi, mahasiswa tertekan, penyendiri, dan bukan pembicara yang baik, dan aku adalah lelaki bujangan dengan tubuh yang proporsional dan tampang yang irasional, tak perlu susah susah untuk membayangkanku karna itu adalah dilema. aku tinggal disebuah kos kosan sederhana dengan biaya sewa yang mumpuni, dan aku adalah lelaki dengan filosofi hidup yang sederhana : "jujur itu mujur", simpel kan ?, well, itu juga bisa diganti jadi "jujur jadi bubur", atau "jujur masuk kubur", dan sebagainya dan sebagainya. aku, seorang lelaki terhormat dengan kehormatan yang tak tersentuh (if you know what i mean), kecerdasan yang tak terhingga, keberanian yang tak terbukti, kesedihan yang tak terobati, kepedihan yang tak terbayangkan, kesialan yang tak terkontrol, dan sebagainya dan sebagainya. aku, adalah mahasiswa dengan IP yang WAW semester lalu dan IP yang MENGKHAWATIRKAN di semester ini, aku adalah seorang perjaka yang merasa semakin tua, aku adalah aku,
ya, aku adalah aku.
lalu ada...
dia,
ya, dia. dia yang adalah salah satu karya terindah arsitek manusia, tercipta dari hasil tangan tuhan yang maha esa, bercahaya bagaikan lampu neon 34 watt yang menyinariku terang menyilaukan silau, silau sesilau silaunya, dia yang adalah seorang perempuan muda, wajah yang digores indah sempurna, matanya hitam berkilau kemilau pancaran surya, rona pipinya yang mengembang bersama senyum termanis yang pernah dicipta. dia, seorang perempuan misterius yang tak bernama, dengan jilbab warna merahnya yang lembut menyambut mata, berdiri sunyi memandang langit abu abu, memeluk tumpukan kertas yang beruntung tepat di dadanya, dia yang diam dengan senyum termanisnya, dia yang membombardir dadaku dengan semuanya, dia yang membahagiakan aku walau hanya berdiri di dekatnya, dia yang ...., wuhhhh, tak ada kata yang bahkan sanggup mengembarkannya, sekali lagi, dia yang seorang perempuan muda, wajah yang digores indah sempurna, matanya hitam berkilau kemilau pancaran surya, rona pipinya yang mengembang bersama senyum termanis yang pernah dicipta, dia yang adalah dia,
ya, dia adalah dia.
dan tentu saja ada....
hujan,
ya, hujan. hujan yang datang sesaat setelah sholat jum'at, hujan yang menenangkan hati setiap insan yang mendengarnya, hujan yang membasuh segala kejenuhan hidupku, hujan yang menghipnotis setiap pribadi, menampakkan masa lalu dengan proyeksi indah, bertabur dramatis lagi melankolis, hujan yang mendinginkanku dari panasnya duniaku, dan, hujan yang mempertemukanku dengan dia, hujan yang membuatnya berdiri tepat di sampingku, hujan yang membuatnya menatap langit abu abu, hujan yang membuatnya diam dengan santun, hujan yang membuatnya termenung lugu dihadapanku dengan expresi termanis yang tak terkira, hujan yang menenggelamkannya dalam waktu, bersamaku, di bawah langit abu abu, berteduh, menunggu waktu berlalu. hujan yang membahagiakanku, yang menenangkanku, yang berbaik hati datang dengan tepat waktu, hujan yang membawanya datang kepadaku, walau hanya sekedar mengagumi bidadari dunia itu, dia. hujan yang memberikan senyum bahagia untukku, hujan yang membekas di lubuk hatiku, hujan termanis dalam perjalananku, hujan yang indah,
ya, hujan yang indah.
kemudian.....
beberapa menit berlalu dan hujan itu tak lagi sama, berubah menjadi rintik yang semakin memudar dan hilang, hujan itu sudah pergi. dia pun pergi, berjalan dalam kesejukan udara, berlalu dengan kesan indah yang tertinggal, kulihatnya pergi menghilang dalam ruang. hujan yang indah, inilah kisahnya, kisahku, bukan, maksudku, ini bukan tentang hal lain tapi, ini tentang aku, dia, dan hujan.
hujan yang indah.
keren...
BalasHapusmaksud saya SANGAT KEREN
lebih tepatnya KEREEEEEEEEEENNNNN