suatu ketika ada seorang anak laki laki bernama jules, jules youngstar. umur 13, postur seadanya, rambut ikal, mata coklat, wajah berjerawat dan semua yang dibutuhkan seorang anak laki laki. dia tinggal di sebuah bangunan 3 kali 5 meter bersama ayah, ibu, seorang kakak laki laki, seorang adik perempuan, seorang lagi adik perempuan dan seekor kucing berwarna abu abu bernama ford. jules adalah anak yang pintar, setidaknya dia tidak terlalu bodoh untuk menantang kakaknya yang kejam tapi, dia memang anak yang pintar. setiap hari dia bangun sebelum mentari memberikan cahayanya dan pergi ke pasar yang berjarak 400 meter dari rumahnya, melewati setapak kecil sampai pesisir pantai yang penuh dengan rumah rumah rapuh di atasnya untuk membantu ibunya berjualan ikan segar. jules bukanlah anak yang banyak meminta, seperti yang kita tau kalau dia anak yang pintar, dia cukup pintar untuk menyadari kesulitan apa yang menimpa keluarganya dan tak harus menambah beban untuk kedua orang tuanya, jadi dia tidak pernah mengeluh, tak sekalipun dia mengeluh, walau sadar kalau ini memalukan, walau sadar kalau itu melahkan tapi dia seakali lagi tak pernah mengeluh, bahkan saat semuanya menjadi terlalu berat untuk dipikulnya sendiri.
ditempat lain ada seorang anak perempuan bernama digta, digta godhouse. sempurna menjadi seorang bocah dan akan lebih sempurna saat beranjak dewasa, kulit selembut sutra saat berumur 13, mata biru, rambut merah, senyum menawan, gigi yang putih berkilau dan segala sesuatu yang pantas untuk seorang bidadari muda. datang dari keluarga terpandang dengan rumah seluas istana bersama kedua orang tua yang menyayanginya lebih dari pada siapapun di dunia ini menjadikan dia anak perempuan paling beruntung di dunia. seorang putri dengan jiwa yang ingin bebas, melihat dunia hanya dari judul judul buku dan jendela besar kamar tidurnya yang memandang hanya ketika mentari terbenam di ufuk barat. seorang putri yang cerdas dan penuh rasa ingin tau, bertanya setiap saat kemana burung burung di jendela itu pergi sepanjang hari dan seberapa indahnya dunia diluar pintu besar rumah itu ?, menjadi terlalu sendiri saat kedua orang tuanya hanya ada saat malam telah terlalu tua, menjadi akrab dengan dinding dinding kosong kamarnya bertanya dan bicara tentang semua yang pernah didengarnya, seorang anak perempuan sempurna yang kesepian dan penuh dengan pertanyaan.
di suatu sore yang seperti biasa, saat mentari mulai lelah menuju rumahnya, saat awan awan mulai berubah merah, saat jules dan tubuhnya menjadi terlalu lelah untuk melangkah, dia berhenti dan menatap dunia yang mati di depannya, yang senja dan tua renta, menanti kematian dalam gelap yang seperti biasa, sunguh indah rasanya, dia bersandar dan menikmati sejenak panorama itu, membuang sedikit beban hari itu dengan senyuman mengarah langsung kearah mentari sebagai ucapan terima kasih.
di suatu sore yang sama, saat mentari mulai lelah menuju rumahnya, saat awan awan mulai berubah merah, saat digta dan mata birunya terbangun dari tidur lelapnya, dia bangun dengan tatapan yang sama tentang dunia yang mati di hadapannya, yang senja dan tua renta, menanti kematian dalam gelap yang seperti biasa, sungguh indah rasanya, dia bersandar di balik jendela kamarnya dan menikmati sejenak panorama itu, menunda sedikit tanya hari itu dengan senyuman yang ditunjukan langsung kearah mentari senja sebagai ucapan sampai jumpa.
di suatu malam yang rembulannya bersinar indah, yang langitnya ditaburi ribuan bintang bintang indah, yang dingin bersama gelap datang bersama sama menemani jules dalam kesendirian. merenungi kehidupan dan masa depannya, bertanya tentang cinta sejati dan semacamnya pada rembulan yang berselimut langit malam, tentang siapa dan bagaimana cinta yang kan memilih dia, tentang dimana dan sedang apa cintanya sekarang, bertanya hingga senyum tergores tanpa sadar di raut wajahnya, tertawa bersama bintang merasa kalau dia sudah gila dengan pikirannya, hingga mengucap perpisahan kepada malam, dengan secarik doa untuk cintanya di masa depan "jagalah dia malam ini".
di suatu malam yang tak terlalu berbeda, yang rembulannya bersinar indah, yang langitnya ditaburi bintang bintang indah, yang dingin bersama gelap datang bersama sama menemani digta dalam kesendirian. merenungi hidup dan masa depannya, bertanya tentang cinta sejati dan sebagainya pada rembulan yang berselimut langit malam, tentang siapa dan bagaimana cinta yang kan dipilihnya, tentang dimana dan sedang apa cintanya sekarang, bertanya pada rembulan hingga senyum manis tergores tanpa sadar di raut wajahnya, tertawa bersama bintang merasa gila dengan pikirannya, hingga mengucap perpisahan kepada malam, dengan sepenggal kata untuk cintanya di masa depan "selamat malam untukmu".
the end.
"love will find the way"
pemuda tertekan
"love will find the way"
pemuda tertekan
Komentar
Posting Komentar