seperti itulah apa yang kurasakan setiap hari selama hidupku, maksudku, pernahkah kau berpikir ingin mencuci piring tapi terasa sangat sulit saat memikirkannya, bahkan melihatnya saja sudah membuatmu lelah. seperti itulah yang kumaksud. well bahkan sekarang juga sangat sulit untuk memulai tulisan ini dan aku tak tahu harus mulai dari mana, tapi catatan ini bisa dibilang sebagai sejarah 19 tahun kehidupan ku sebagai pemuda tertekan, so, enjoy.
aku adalah anak ke 2 dari 1 bersaudara..*hanya bergurau, aku adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara , dimana anak pertama adalah laki-laki, lalu anak ke dua yang notabenenya itu saya adalah laki-laki, *lagi, dan yang terakhir anak ke tiga akhirnya adalah laki-laki *lagi. aku adalah seorang anak yang pendiam sebenarnya, cenderung introvert dan memilih menghindar dari keramaian, aku tidak tahu kapan aku mulai menjadi seperti itu, entahlah. tapi seingatku sejak kecil aku adalah anak yang cenderung terbuka .
aku terlahir sebagai anak laki-laki yang sehat di dalam wilayah negara indonesia, disebuah kota yang mungkin perlu sekitar 42 menit untuk mencarinya di peta indonesia, ingatan pertama yang aku tahu adalah saat aku yang kira-kira masih setinggi ucok baba *aku tau...contoh yang kurang bagus..., berlari disebuah jalan beraspal disebuah desa yang kira-kira perlu sekitar 7 tahun untuk mencarinya di peta indonesia, lalu entah dengan sengaja atau takdir aku yang masih kecil itupun terjatuh, terhempas, terpukau, tertekan, dan tergulung-guling lalu menagis sekuat tenaga dan gelap.!! aku tidak ingat lagi. *tragis
seiring berjalanya waktu dan tuntutan masa depan juga didorong tercapainya batasan umur yang ditetapkan , akhirnya akupun harus bersekolah. waktu itu kami sekeluarga harus pindah ke kota dari desa untuk menyambung hidup dan memperoleh hidup yang lebih baik. ingatan yang kuingat pada saat itu adalah saat kira-kira sekitar pukul 06.00 pagi aku yang sudah setinggi adul *aku tau...contoh yang lebih buruk dari ucok baba..., bersama ayahku sudah berdiri di depan sekolah yang nantinya akan menjadi sekolah pertamaku tepatnya SD pertamaku.
dan saat itupun tiba, saat dimana aku harus masuk ke sesuatu yang sangat asing, bertemu dengan banyak orang yang tak dikenal dan sebagainya, saat aku menjadi murid sekolah dasar. -bersambung-
well, sekian dulu untuk kali ini tunggu lanjutan ceritanya ya...ok. salam damai.
Komentar
Posting Komentar